Disebuah perkampungan hiduplah seekor kucing dengan dua ekor anaknya. Walaupun berasal dari rahim yang sama sang anak memilikitabiat yang berbeda. Yang sulung selalu tersenyum dan ramah kepadasiapapun. Semantara adiknya memiliki perilaku yang berbeda sama sekali. a selalu marah marah. Usut punya usut , ternyata semuanya berawal dariketika keduanya bermain ke dalam sebuah hutan. Disana ada sebuahrumah kayu dengan dinding cermin. Yang terkenal dengan sebutan rumahdinding cermin.
Ketika si sulung masuk ke dalam rumah tersebut, ia tersenyum hangat.Ternyata semua kucing yang ada di dalamnya tersenyum, lebih hangat, ia pun melompat lompat dengan ceria. Kucing yang lainpun ikut melompa. Ia mengangkat tangan menyapa. Ternyata yang lainpun menyapa. Ia pun keluar dengan lambaian tangan mesra yang dibalas dengan mesra.
Berbeda dengan yang kucing kedua. Ia masuk dengan kening mengernyit,ternyata semua kucing berprilaku sama. Ia mulai bingung dan kesal. Ia punmelotot, kucing lain pun melotot. Ketika ia menggeram, yang lain punmenggeram. Ia pun pasang kuda kuda untuk menangkis setiap serangandan menyerang. Yang lain pun sama, akhirnya ia berlari keluar untuk menghindari terkaman dari kucing kucing yang ada dalam rumah kayu itu.
Dari kisah tersebut dapat kita ambil hikmah bahwa apa yang diberikan orang lain kepada kita adalah cerminan dari apa yang kita berikan kepada mereka. Bagai anak kucing yang melihat bayangannya sendiri. Wajah orang lain adalah cerminan wajah kita
Oleh karena itu tersenyumlah maka seisi dunia ini akan tersenyum.Tersenyumlah di sekolah maka seisi sekolah akan tersenyum. Ucapkansalam maka seisi sekolah akan mendoakan kita, bila kita berada di sekolah dengan keceriaan dan keramahan maka yang muncul adalah keramahan dan keceriaan pula. Begitu sebaliknya bila kita melangkahkan kaki dengan wajah cemberut, marah marah, maka yang keluar adalah cemberut dan kemarahan
0 Kommentarer:
Posting Komentar